Cerpen ku
by:Kiki sq
Malam semakin
larut namun mataku tetap terjaga, pikiran ku melayang jauh membawaku pada ruang
kosong yang penuh kehampaan,menenggelamkan ku dalam kesendirian. Pikiran ku
tertuju pada seorang perempuan yang selama
ini ku anggap sebagai ibu ku sendiri. Dia memilih untuk pergi
menghindari kejarn para penagih hutang yang tiap hari meminta uang nya kembali.Dimana
dia sekarang ? apakah dia sudah makan? .Ataukah para lintah darat itu kembali
menyiksa ibu ku?
Adzan subuh
membangunkanku,segera ku berlari ke
kamar depan untuk membangunkan ibu ku, tiba – tiba langkah ku terhenti saat aku
hendak memasuki kamar ibu ,aku sadar ibu ku tak ada lagi di rumah besar ini,
saat ku sadari semua itu tangisan ku kembali pecah, saat ku lihat kamar tidurnya yang kosong,
membuatku teringat akan kejadian kemarin malam saat ibu berpamitan pada ku tanpa memberitahu kemana ia akan pergi , Ciuman ku di kening ibu dan ciumannya di keningku menjadi pengantar terpisahnya aku dengan Ibuku, saat itu ibuku berkata ”Jaga diri baik –baik ibu pasti pulang” membuat hatiku terasa sangat hampa dan kehilangan tempat berpijak.
membuatku teringat akan kejadian kemarin malam saat ibu berpamitan pada ku tanpa memberitahu kemana ia akan pergi , Ciuman ku di kening ibu dan ciumannya di keningku menjadi pengantar terpisahnya aku dengan Ibuku, saat itu ibuku berkata ”Jaga diri baik –baik ibu pasti pulang” membuat hatiku terasa sangat hampa dan kehilangan tempat berpijak.
Hari-hari ku
berlalu dengan membosankan dan suasana yang mencekam, di rumah yang besar ini
kini aku hanya tinggal seorang diri, seperti tahanan rumah terasing dari dunia
luar atau seprti kelompok yang terbuang, aku termasuk anak yang manja takut
akan kegelapan dan hal – hal yang berbau kematian tapi saat ini Ketakutan ku bukan hanya pada hantu
melainkan pada lintah darat yang tiap jam menguntit dan meneror langkahku, Cara
mereka meneror dan menakutiku beragam
ada yang menungguiku pulang sekolah di depan pintu gerbang rumah , menghujani ku dengan berbagai macam
pertanyaan tentang ibuku ,bahkan telingaku tak asing lagi mendengar ancaman yang mereka lontarkan di akhir perkataan
mereka yang membuat nyali ku ciut. Saat aku tak sanggup menghadapi cacian para bos
rentenir dengan jongos-jongos nya yang berbadan besar bersuara keras dan amat meyeramkan itu , aku pergi ke perpustakaan
dan menuliskan semua keluh kesahku.
“Ibu juga kuat kenapa kamu menangis” kata –kata yang selalu di ucapkan ibu saat
aku menangis melihat nya di caci maki oleh para rentenir, aku tak habis pikir
kenapa ibu menggunakan uang haram itu ,kenapa selama ini ibu tak memberitahu
kan ku? Pertanyaan yang tak berani ku ajukan pada ibu ku .Tak penting semuanya
ini ku tanyakan yang ku pikirkan saat ini adalah keselamatan ibu,dan bagaimana
cara aku melunasi utang –utang ibu ku dengan kenyataan aku yang masih duduk di
bangku sekolah menengah atas,dari mana aku dapatkan uang,untuk biaya hidup ku pun masih numpang.Untunglah
ini tahun terahir sekolah ku ,mungkin setelah itu aku akan segera bekerja dan
membantu keadaan ekonomi yang sedang menghimpit ibu ku.Walaupun dalam hati ku
ingin melanjutkan kuliah namun apa daya tak mungkin aku membiarkan ibu
tenggelam dalam kekejaman para penagih utang.
Mungkin kalian
bertanya kemana ayah ku ,atau pemeran lain dalam kehidupan ku ? Ayah tiap kali
aku mendengar kata itu terbayang dalam
ingatan ku sosok lelaki dengan suara keras yang selalu bertengkar dengan ibu
ku,tak jarang cacian dan perlakuan kasar
ibu ku dapatkan setiap hari.Hingga ahir nya ibu menyerah dan memilih
untuk berpisah dengan ayah.Mereka menjalankan usaha masing –masing namun dalam
usaha mereka selalu menunjukan persaingan yang panas.Aku mencoba menyadar kan
ibu supaya tidak melayani ayah ,ah tetap saja itu tak berhasil ibu seolah ingin
mengatakan pada ku bahwa wanita bukan mahluk lemah yang bisa ia lakukan
semaunya.Kakak ku Syila dia lebih memilih hidup dengan ayah entah apa alasan
nya aku tak tau.
Malam ini aku
kembali melewati keheningan,aku takut ketika malam datang suara –suara teriakan
pasti terdengar jelas sampai tengah malam.Bukan suara hantu yang selalu
menggangu malam ku melainkan suara para preman suruhan para bos lintah darat.
” Keluar atau
aku yang akan menyeret mu” suara itu taka sing lagi di telingaku ,apa yang
harus aku lakukan ,menghadapi mereka ,atau tidur dengan ketakutan.Mungkin lebih
baik aku tidur besok aku harus bangun pagi untuk melaksanakan Ulangan ahir
Semester.Saat aku mencoba untuk memejamkan mata aku mendengar suara orang yang
sedang berbicara di luar.Aku bangun dan mengintip di balik jendela kamar ku
.Tubuhku bergetar saat ku lihat dua orang laki –laki bertubuh besar berjalan
mendekati pintu rumah ku .Jantungku berdegup kecang keringat dingin bercucuran
.Listrik mendadak padam dan suara mereka semakin mendekati kamar ku.
“Krek” pintu
kamar ku terbuka aku bersembunyi di
balik lemari,perasaan ku sudah tak bisa ku deskripsikan ,aku hanya ingin
memeluk ibu .
“sepertinya
rumah ini kosong’ ucap lelaki yang memakai topi hitam dan membawa pisau di
tangan nya,kilau pisau itu membuat tangan ku memegang lebih erat pada ujung
lemari.
“Tapi tadi sore
aku melihat anak itu masuk ,sepulang sekolah” teman nya menyahut sambil terus
menyikap seprai dan bantal yang berserakan.taklama kemudian mereka keluar
kembali .Hati ku sedikit lega .Segera ku ambil air wudhu bersujud pada sang
pemilik waktu ,rasa syukur ku ucapkan atas perlindugan Nya aku selamat dari bahaya.Tangan ku menampung
air mata yang jatuh tak bisa ku tahan ,yang menemani ku hanyalah hentakan jarum
jam yang terus berputar mengarungi malam.Kupanjatkan doa-doa untuk ku dan untuk
ibu ku yang entah dimana.Udara dingin semakin terasa sepertiga malam telah ku
lalui dengan lika liku kehidupan .Rasa sesak terasa begitu menyiksa udara
dingin yang tak sanggup untuk ku tahan lagi ,berjuang menghirup udara segar
terasa begitu sulit.
Mentari kembali
bersinar ,terasa mimpi aku bisa melihat sang surya kembali merekah setelah
malam yang menakutkan itu .Segala keperluan untuk sekolah telah ku persiapkan
tinggal menunggu jam 06.00.Ketika di hidup sendiri kualitas hidup ku menurun
drastis aktivitas yang kulakukan
berkurang 50% dari biasa nya.Aktivitas yang kulakukan hanya yang wajib nya saja
itupun setengah mati melawan rasa malas nya.Halam rumah begitu berantakan
tumpukan daun kering berserakan dimana –mana,menambah kesan seram rumah
yang ku huni .Memungut mawar-mawar yang
berjatuhan sebelum aku berangkat sekolah .Mawar yang ibu ku tanam dengan cinta
tak mungkin ku biar kan layu begitu saja.
Di sekolah tak
boleh ku perlihatkan segala kesusahan ku,wajah ku harus tetap seperti biasa
memasang senyuman padahal hati sedang bergulat dengan kematian yang kian
mengintai.Bukan hanya beban ekonomi keluarga
yang sedang menikam ku tapi penyakit dalam tubuh ku yang semakin
menggerogati tubuh ku.Belakangan ini aku sering merasakan sakit kepala yang
luar biasa ,entah karena banyak pikiran atau keadaan masalah yang sedang
menghimpit ku menimbulkan penyakit baru.Tak mungkin aku berbicara pada ibu ku
,itu akan menambah beban hidup nya .Ku
pelajari rasa sakit ku kupahami dan mencoba hidup berdampingan dengan nya.
“Kring ,kring”
Bel telah berbunyi pelajaran akan segera di mulai ,segera aku bergegas memakai
sepatu yang ku simpan dekat tempat
wudhu.Suasana mushola masih sangat ramai banyak sekali siswa –siswi yang
melaksanakan solat duha .Dikelas ku hanya beberapa orang yang biasa melakukan
salat duha.Rasa pening kembali menghampiri ku ,ku lihat orang –orang seperti
berputar-putar dan gelap .
“Syifa ,kamu
udah baikan” suara seseorang membangun kan ku ,samar-samar ku lihat Irsyad
“Oh ia
lumayan,terimakasih syad “ Segera ku bangun dan membenarkan kerudungku,aku
harus segera ke kelas sebelum ulangan di mulai,Irsyad mengantarkan ku sampai
kedepan kelas.Mencoba focus mengerjakan satu persatu soal ,walau rasa pusing
masih ku rasakan,tapi aku harus mengerjakan semuanya dan Alhamdulilah bisa.Karena sedang ulangan
hari ini pulang lebih awal ,tapi aku malas pulang kerumah,Di rumah hanya
menghabiskan waktu dengan menonton Tv ,belum lagi aku harus menghadapi para
preman yang pasti sudah menunggu ku di depan rumah.Memandang lalu lalang
kendaraan yang membawa para siswa pulang .Aku masih duduk bersama Qori
menikmati es teh sambil sesekali kami
berkelakar ,sahabat ku qori dialah yang selalu mendengar keluh kesah ku.
“Syifa aku
pulang duluan ya,jangan lupa besok bawa novel baru kalau tidak lihat saja” Qori
melambaikan tangan dan masuk kedalam bus favorit nya.Kadang tingkah laku qori
memberikan hiburan tersendiri unuk ku ,dia yang selalu sibuk dengan pacar nya
dan kelakuan nya yang aneh-aneh.Di balik kelakuan nya yang aneh tapi dalam hal
matematika dia jago nya,tak jarang dia mengungkap kan kata-kata romantis nya
dengan rumus al jabar.Kadang aku juga kesal dengan tingkah laku qori yang
selalu mengalah pada laki-laki ,giliran lagi bertengkar buku pelajaran pada terbang.Kenapa dia harus
selalu mengalah pada laki-laki? Ah aku tak mengerti mungkin karena aku masih
sendiri..
Saat nya untuk
pulang,sang surya sudah mulai menampakan
pesona jingga,dii perjalanan aku bertemu dengan seseorang yang sedang dekatt
dengan ku “IRSYAD” nama yang ahir-ahir ini ada dalam hati ku,aku menceritakan
semua tentang irsyad pada ibu ku,dan dia pun tak melarang ku dekat dengan
nya.Ditengah kelam nya kehidupan ku ,cahaya kmbali ku temukan ,kenapa aku jatuh
cinta di saat keadaan ku seperti ini?.Irsyad bukanlah pemain baru dalam drama
kehidupan ku ,aku mengenal nya sejak pertama masuk sekolah menengah atas ,waktu
itu aku sedang membaca di perpustakaan dan buku diary ku tertinggal,dan irsyad
yang mengembalikan nya pada ku.Dari pertemuan itu kami sering menghabiskan
waktu bersama di perpus dan saling bertukar cerita.
Sempat aku menjauhi irsyad ,karena dia dekat dengan
Leli ,aku takut mengganggu hubungan mereka .Jujur saat mereka dekat aku merasa
cemburu ,tapi sudahlah lupakan saja.Ahir-ahir ini irsyad kembali mendekati ku
,dia menjelaskan semua kesalahpahaman itu
entah kenapa dengan senang hati aku menerima irsyad kembali.Ada rasa
senang dan ketenangan ketika aku berada
dekat dengan nya.Suatu hari irsyad mengajaku ke kebun teh ,sekedar untuk
melepaskan penat selepas ujian dan menghirup kesegaran menikmati pemandangan
alam.Memang kebiasaan ku ketika aku sudah pusing banyak masalah selain ke
perpus destinasi ku ke tempat wisata alam..
“Syiffa,tak
sengaja aku membaca buku diary mu,betapa sulit hidup yang sedang kau jalani
saat ini,kenapa kau tak menceritakan nya pada ku” Irsyad menatap ku dengan
tatapan sedih nya
“ ah tidak ,aku
hanya sedang di uji tak mungkin aku bercerita pada orang lain ,biarlah orang
lain menikmati senyuman ku,kesedihan ku hanya untuk ku” Tak kuasa aku menahan
tetesan air mata,kupalingkan wajah ku menatap hijau nya hamparan kebun teh.Tak
ingin irsyad melihat air mata ku meleleh ,aku tak ingin melibatkan orang lain
dalam kesusahan ku.Sudah ku katakana pada irsyad jika dia dekat dengan ku ,dia
berada dalam bahaya ,tapi dia tetap bersikukuh dekat dengan ku.Menatap hamparan
daun teh yang hijau ingin sekali aku tertidur diatas nya ,terbayang kesejukan
yang akan menghapus kegundahan.
“BRAKKK”
Hantaman sepeda motor menggoyahkan gubuk tempat kami berteduh ,suara knalpot
bising sengaja mereka gaur-gaurkan,satu orang dari mereka turun dan mendekati
ku
“Dimana ibu
mu”suara yang begitu menakutkan
“A..aaa ku tak
tau “ sulit sekali untuk aku bicara ,perasaan takut tak bisa ku lawan .
“Jangan,berbohong,cepat
katakan di mana ibu mu sekarang “ Sebilah pisau berada di leher ku ,mungkin
hidup ku akan berahir hari ini.Selamatkan Irsyad ya Allah aku tak tega melihat
dia yang tak berdosa di siksa oleh para preman.
“Jika kau
menginginkan nyawa ku,ya ambilah otot mu yang besar hanya kau gunakan untuk
menguntit gadis kecil yang sudah pasti kalah menghadapi mu,Tapi jangan kau
sentuh ibu ku dan teman ku ,ibu ku pasti akan melunasi hutang-hutang nya “
Perkataan ku membuat mereka terdiam ,perlahan pisau nya mulai di turunkan .
“Ingat besok
akan ku perlihatkan bagaimana ibu mu sekarat,gadis ingusan” Mereka mendorong
tubuh ku ke tanah .Sekuat tenaga aku bangun dan menghampiri Irsyad yang sudah
terkulai lemas,aku berteriak meminta tolong.Aku bersyukur sekali ada mandor
kebun yang sedang berjaga dialah yang membawa Irsyad ke rumah sakit,sepanjang
perjalanan tak henti nya aku panjatkan doa semoga irsyad bisa di selamatkan.Ya
Allah bagaiamana aku bicara pada keluarga irsyad? Bagaimana aku harus member
tahu mereka ,jika terjadi sesuatu pada Irsad pastilah mereka menyalahkan ku.
0 Response to "Waiting you"
Post a Comment