Bunga
ku sayang bunga ku malang
Melihat
bunga potong tertata rapi membawa ku pada memori masa lalu ,dua tahun silam
yang begitu menyakitkan,bagaikan tertusuk duri mawar yang sangat dalam
sebenar nya aku malas mengingat nya namun memori terus memaksa ku memanggil
kenangan masa lalu.bagi ku bunga itu yang tadi ya indah mempesona berubah
menjadi sesuatu yang membuat ku trauma.
praktek
merangkai bunga ,dengan antusias yang luar biasa dan semangat yang tiada batas
aku mulai mencari bunga potong itu walaupun di daerah ku bukan hal yang mudah
mencari bunga segar,hanya ada satu toko bunga itu pun tidak setiap hari
ada,kita harus memesan nya terlebih dahulu karena bunga nya di kirim dari luar daerah,dengan
prosedur yng kedengaran nya ribet aku meminta bantuan pada ibu ku ,dengan
senang hati ibu membantu.
Jam
menunjukan pukul 20.30 namun aku dan ibu ku masih berdiri di jalan kota
menunggu Bp.Nur memberikan pesanan kami,saat itu bunga yang ku pesan adalah
krisan,aneka bunga kecil untuk melengkapi tampilan supaya lebih menarik,saat
malam semakin gelap tiba” datng pa nur dengan berbagai bunga di tangan nya ,iu
membayar nya dan kami un pulang
Aku
perlakukan bunga itu dengan hati” namun sayang bunga itu layu tak sampai
membuat pemilik nya senang,bunga itu hilang pesona tanpa sentuhan tangan
trampil sang guru,bunga itu tak lagi memancarkan cahaya kebahagian namun
memancarkan kebencian yang mendalam.praktek itu menyisakan luk yang mendalam
dan membuat ku malas untuk mengenang nya ,namun aku harus menuliskan nya dalam
lembaran” dairy ku.mungkin saat itu aku yang salah tapi seegois itukah ,aku
datang telat 5 menit untuk membeli pisau bukan untuk main” karena sebelum nya
aku membereskan area kerja terlebih dahulu,namun saat aku datang ke tempat
praktek ,apa yang terjadi? Semua orang seolah menyalahkan ku memohon kepada
guru itu agar mengajarkan kami namun tak stangkai bunga pun ia sentuh,kami
menyusun bunga itu layak nya tupai yang membulak balik kelpa dan tak tau cara
memakan nya .
Dia tak
mengeluarkan sepatah kata pun hanya pas awal kami meminta maaf dia bicara”
kalian itu tidak menghargai saya” dengan wajah yang merah menyala padahal demi
ALLAH tidak terbesit dalam pikiran ku untuk tidak mengahargai nya. Setelah
kususun bunga itu ku remas bunga itu sampai tidak adalagi kelopak yang begitu
menawan,aku tak henti” nya menangis di bawah stand kantin ,tak bisa aku bicara
saat ibu ku menelpon ku menyuruh untuk segera pulang.aku tak bisa membayangkan
wajah ibu ku betapa dia kecewa ,bunga hasil perjuangan nya sia”, maafkan aku
ibu………..
Hari
berikut nya tinggal kelompok 2 yang praktek ,dengan senang hati aku belikan
bunga itu untuk mereka walaupun sangat berat ,tapi taapalah .merekaa merangkai
bunga itu dengan senyuman,dengan ceria ,dan damping senyum ramah guru itu
berbeda 180 derajat dari kemarin,aku tak kuasa melihat semua itu ,aku masuk ke
kitchen dan di sanlah aku keluarkan semua air mata yang tadi bergelayut di mata
ku,teman ku memeluku ,pelukan nya yang hangat menjadi penawar kesedihan
ku..terimakasih icha..you are my best friend
Satu
persatu rangkaian bunga itu layu ,menggugurkan kelopak nya penuh kekecewaan,tak
terlihat lagi warna warna terang yang mempesona yang ada hanyalah hitam pekat
yang menggerogoti setiap warna cerah bunga itu.wajah” kekecwaan menghiasi
teman” ku dan air mata yang tak berhenti mengalir.
Aku
mencoba menghapus kebencian itu dan mengganti nya dengan kelembutan kasih
sayang walaupun masih ada rasa kesal ,kecewa,saat aku melihat guru ku itu,namun
aku hanya mengambil pelajaran dari semua itu haruskah mendidik anak dengan
seperti itu? Itu akan mengganggu psikologis anak ,membuat nya tidak percaya
diri,dan tidak menumbuhkan semangat untuk berkreasi ,jangan kan untuk
menimbulkan ide kreatif yang ada hanyalah rasa ketegangan dan ketakutan.mungkin
sebagian orang berpendapat itu untuk melatih mental tapi rasa nya terlalu
berlebihan sampai bahan tenaga,dan semangat terbuang sia” dan ahir nya bunga
pun layu tanpa sentuhan lembut tangan nya,aku doa kan semoga ALLAH selalu
melindungi mu,memberikan kebahagian dunia dn ahirat..amiien.i
0 Response to "Bunga ku sayang"
Post a Comment